Merbuk atau Perkutut (Geopelia striata, familia
Columbidae) adalah sejenis burung berukuran kecil, berwarna abu-abu yang banyak
dipelihara orang karena keindahan suaranya. Dalam tradisi Indonesia, terutama
Jawa, burung ini sangat dikenal dan digemari, bahkan agak lebih “dimuliakan”
dibandingkan dengan burung peliharaan lainnya. Perkutut masih berkerabat dekat
dengan Tekukur, Puter, dan Merpati. Persilangan (hibrida) antara Perkutut dan
Tekukur dikenal dalam dunia burung hias sebagai “sinom” (bahasa Jawa) dan
memiliki kekhasan pola suara tersendiri. Di alam bebas, Perkutut umumnya hidup
secara berkelompok dengan lingkungan yang mempunyai rerumputan, daerah bukit
berbatu dan di tempat dataran rendah maupun tinggi yang banyak ditumbuhi
rumput. Hal ini disebabkan karena makanan perkutut berupa biji-bijian yang
seperti millet, jewawut, gabah kecil dan lain-lain. CIRI MORFOLOGIS
1. Burung Perkutut bertubuh kecil. Panjangnya berkisar antara 20-25 cm.
2. Kepalanya membulat kecil,berwarna abu-abu.
3. Paruhnya panjang meruncing dengan berwarna biru
keabu-abuan.
4. Mata burung perkutut bulat dengan iris berwarna
abu-abu kebiru-biruan.
5. Lehernya agak panjang dan ditumbuhi bulu halus
6. Bulu disekitar dada dan leher membentuk pola garis
melintang berwarna hitam dan putih.
7. Bulu yang menutupi badan perkutut berwarna
kecokelatan.
8. Pada bulu sayap terdapat garis melintang berwarna cokelat
tua.
9. Bulu ekornya
yang juga berwarna cokelat agak panjang.
10. Jari-jari Perkutut berjumlah 8 dengan kuku-kuku yang
runcing.Jadi jumlah jari tiap kaki adalah 4.
11. 3 dari 4 jari ada didepan dan 1 jari dibelakang.
12. Jari-jari Perkutut berguna untuk bertengger. JENIS
PERKUTUT Pada masa sekarang ini,
Perkutut Belang
(Geopelia Striata) secara populer hanya dibedakan atas 2 (dua) jenis yaitu
Perkutut lokal dan Perkutut Bangkok. Padahal sebenarnya Perkutut terbagi atas 7
(tujuh) sub-jenis yang dibedakan atas daerah asal dan mempunyai variasi letak
warna bulu yang berbeda dengan ukuran tubuh yang relatif sama. yaitu :
1.(G.S) Striata,
yaitu Perkutut belang asli yaitu perkutut lokal dan bangkok yang umum
dipelihara. Berasal dari Jawa, Bali, Lombok dan Sumatera.
2. G.S. Maungeus, yaitu Perkutut belang yang sering
disebut Perkutut Sumba dan berasal dari Sumba, Sumbawa dan Pulau Timor.
3. G.S. Audacis, Perkutut belang yang berasal dari
Kepulauan Kei dan Tanimbar.
4. G.S. Papua,
yaitu Perkutut belang yang berasal dari Papua (Irian Jaya dan Papua Nugini)
5. G.S. Placida, yaitu Perkutut belang yang berasal dari
Papua dan Australia Utara.
6. G.S. Tranquila, yaitu Perkutut belang yang terdapat di
Australia Tengah.
7. G. S. Clelaudi, yaitu Perkutut belang yang terdapat di
Australia Barat. KANDANG Pemeliharaan
Perkutut diantaranya meliputi pemeriksaan kondisi
kandang, kebersihan perlengkapan yang terdapat didalamnya, juga kontrol dari
jumlah dan kualitas pakan yang tersedia, dan yang terakhir adalah pemeriksaan
kesehatan Perkutut. Hal-hal tersebut diatas sebaiknya dilakukan setiap hari.
Perlu diingat kondisi yang ideal bagi sangkar Perkutut adalah 20° – 28° C, jadi
janganlah terlalu lama untuk menjemur Perkutut Anda. JANTAN & BETINA
Kelamin Perkutut dapat dibedakan dengan cara meraba supit (tulang bagian perut
bawah dekat dubur). Kalau supitnya dekat sekali, keras dan hampir rapat umumnya
berkelamin jantan, sedangkan kalau renggang dan lunak umumnya berkelamin
betina. PERKEMBANGBIAKAN Perkutut berkembangbiak dengan bertelur sebanyak 2
(dua) butir setiap kalinya dengan jarak antara telur yang pertama dengan yang
kedua selama satu hari. Perkutut di alam bebas bertelur sebanyak 2 hingga 3
kali dalam setahun. Sedangkan Perkutut yang telah diternakkan dapat bertelur
hingga 6 kali dalam setahun, dan jika mengunakan metode menitipkan telurnya
untuk dieramkan dan dirawat burung lain seperti Tekukur atau Puter, maka
sepasang Perkutut dapat bertelur hingga 3 kali dalam sebulan yang berarti 36
kali bertelur dalam setahun. Perkutut yang diternakkan dapat lebih banyak kali
bertelur dibandingkan Perkutut yang hidup di alam bebas disebabkan oleh karena
perawatan dan makanan yang cukup dan bergizi. Tetapi hasil anakan dari Perkutut
yang terlalu banyak kali bertelur (dengan metode penitipan) akan menurun
kualitasnya. Itu sebabnya peternak yang baik akan membatasi jumlah Perkututnya
bertelur dalam setahun maksimal 6 kali dengan memberikan makanan yang bergizi
lengkap supaya telur yang akan menetas nantinya akan menjadi Perkutut yang
berkwalitas baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar